Anemia adalah salah satu penyakit yang paling umum dan banyak penderitanya di Indonesia. Yuk, kenali lebih jauh penyakit ini.
Menurut data ADB (Asian Development Bank) tahun 2012 dalam growupclinic.com
(9/10/2012), anak-anak penderita anemia di Indonesia jumlahnya mencapai
22 juta jiwa. Selain itu, menurut survei yang dilaporkan Herman Genie
dari thejakartaglobe.com (17/4/2014), Project Hope Indonesia dan
Buana Kusuma Foundation yang keduanya merupakan badan kesehatan NGO,
ditemukan sebanyak 39 persen dari total 365 responden yang terdiri dari
para wanita bekerja di tiga daerah di Jawa Barat menderita anemia.
Sedangkan 22 persen responden terindikasi memiliki risiko terkena
anemia.
Anemia memang menjadi penyakit paling banyak
mengganggu kesehatan ibu dan anak di negara berkembang. Anemia sendiri
berarti kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah (hemoglobin) Sel
darah merah berfungsi untuk mengantarkan suplai oksigen ke seluruh
bagian tubuh. Karena suplainya berkurang, maka tubuh mudah lelah, letih
dan lesu.
Apa penyebab anemia, gejala, dan cara mengatasinya? Simak pembahasannya di bawah ini.
Penyebab Anemia
Seseorang
dikatakan menderita anemia karena jumlah sel darah merahnya di bawah
normal. Kandungan sel darah merah dalam tubuh berbeda pada tiap orang,
hal itu tergantung pada usia, jenis kelamin, tempat tinggal, kebiasaan
merokok, dan status kehamilan. Lalu apa penyebab anemia, berikut
faktornya:
• Kurang asupan nutrisi pembentuk sel darah merah. Sel ini dibentuk oleh zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin C.
• Pendarahan hebat. Hal ini bisa terjadi karena kecelakaan, persalinan atau pecahnya pembuluh darah.
•
Masalah sumsum tulang belakang. Salah satu contohnya anemia aplastik,
suatu kondisi yang membuat sumsum tulang belakang tidak bisa memenuhi
jumlah normal produksi sel darah merah. Anemia aplastik bisa disebabkan
oleh inveksi virus, paparan bahan kimia, radiasi, antibiotik, obat
antikejang atau dalam perawatan kanker.
• Banyaknya sel darah
merah yang hancur. Harusnya umur sel darah merah adalah 120 hari, tapi
karena suatu hal, sel darah merah hancur lebih cepat. Kondisi ini
disebut anemia hemolitik. Penyebabnya bisa dari thalasemia, defisiensi
G6PD (umumnya sel darah normal memiliki bentuk seperti donat. Bentuk sel
darah seperti sabit sulit untuk melewati pembuluh darah) dan anemia sel
sabit (bentuk sel darah merah biasanya seperti donat. Karena berbentuk
sabit jadi sulit untuk melewati pembuluh darah, apalagi pembuluh darah
yang menyempit).
• Kondisi tertentu. Beberapa kondisi tertentu menyebabkan
seseorang mengalami anemia, seperti kondisi ibu hamil, gagal ginjal,
infeksi parasit, dan leukimia. Ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat
besi dan gagal ginjal menyebabkan berkurangnya kompenen pembentuk sel
darah merah yakni erythropoietin. Infeksi parasit, seperti adanya cacing
tambang dalam tubuh yang menyerap darah. Leukimia (kanker darah) yang
dapat menyebabkan mudahnya timbul pendarahan. Selain itu, ada beberapa
kondisi tertentu yang menyebabkan sel darah merah berkurang atau
hilang.
Gejala Anemia
Berikut tanda-tanda dalam tubuh yang dapat mengarah kepada anemia:
•
Cepat lelah. Hal ini disebabkan kurangnya asupan oksigen akibat
rendahnya jumlah sel darah merah, maka tubuh mudah terasa lelah.
•
Kelopak mata pucat. Salah satu cara mudah mendeteksi kurangnya sel
darah merah adalah memperhatikan kelopak mata bagian bawah jika pucat
berarti ada kemungkinan menderita anemia.
• Detak jantung cepat atau tidak teratur. Hal ini disebabkan kurangnya oksigen yang mengalir dalam tubuh.
• Sesak napas. Mudah terengah-engah saat melakukan aktivitas harian.
• Mual. Saat bangun tidur, penderita anemia sering merasa mual.
• Menurunnya kekebalan tubuh. Fungsi organ tubuh menjadi
tidak maksimal karena kurangnya oksigen. Alhasil daya tahan tubuh
menurun.
• Rambut rontok, muka pucat, sakit kepala, ujung
jari pucat, nyeri di dada, tangan dan kaki dingin, juga termasuk gejala
dari anemia.
Lakukan pemeriksaan darah untuk memastikan apakah Anda mengidap penyakit anemia atau tidak.
Cara Mengatasi Anemia
Mencegah penyakit sejak dini dapat
menurunkan risiko komplikasi di masa akan datang. Begitu pun dengan
anemia, bila dicegah sejak dini akan mudah disembuhkan. Berikut ini
sejumlah pencegahan penyakit anemia.
1. Perbanyak makanan yang mengandung zat besi,
vitamin B-12, vitamin C, dan asam folat. Zat tersebut banyak terdapat
pada daging, kacang, sayuran berwarna hijau, jeruk, pisang, sereal,
susu, melon dan buah beri.
2. Hindari minum kopi, teh, atau susu sehabis makan karena dapat mengganggu proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
3.
Transfusi darah. Tambahan darah sesuai kebutuhan akan cepat
mengembalikan jumlah sel darah merah dalam kondisi normal. Namun,
setelah normal, pasien hendaknya menjaga agar terus stabil.
4.
Konsumsi suplemen. Pilih suplemen yang mengandung zat besi dan vitamin
lengkap lainnya sebagai penunjang pembentukan sel darah merah. Namun
jangan bergantung pada suplemen. Kandungan zat dalam suplemen biasanya
lebih besar dari yang dibutuhkan tubuh sehingga menyebabkan kerja ginjal
bertambah berat. Maka jika gejala anemia sudah hilang, lakukan pola
hidup yang baik agar kesehatan ibu dan anak terjaga dan anemia tidak
kambuh lagi.
Jangan anggap enteng anemia, selain bisa
mengganggu kesehatan ibu dan anak bila tidak segera ditangani bisa
timbul aneka komplikasi seperti kelelahan kronik, gagal jantung, dan
bahkan kematian.
sumber: www.futuready.com
sumber: www.futuready.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar