Jumat, 03 Oktober 2014

Penyebab dan Cara Mengatasi Anemia


Anemia adalah salah satu penyakit yang paling umum dan banyak penderitanya di Indonesia. Yuk, kenali lebih jauh penyakit ini. 

Menurut data ADB (Asian Development Bank) tahun 2012 dalam growupclinic.com (9/10/2012), anak-anak penderita anemia di Indonesia jumlahnya mencapai 22 juta jiwa. Selain itu, menurut survei yang dilaporkan Herman Genie dari thejakartaglobe.com (17/4/2014), Project Hope Indonesia dan Buana Kusuma Foundation yang keduanya merupakan badan kesehatan NGO, ditemukan sebanyak 39 persen dari total 365 responden yang terdiri dari para wanita bekerja di tiga daerah di Jawa Barat menderita anemia. Sedangkan 22 persen responden terindikasi memiliki risiko terkena anemia. 

Anemia memang menjadi penyakit paling banyak mengganggu kesehatan ibu dan anak di negara berkembang. Anemia sendiri berarti kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah (hemoglobin) Sel darah merah berfungsi untuk mengantarkan suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh. Karena suplainya berkurang, maka tubuh mudah lelah, letih dan lesu. 

Apa penyebab anemia, gejala, dan cara mengatasinya? Simak pembahasannya di bawah ini. 

Penyebab Anemia 

Seseorang dikatakan menderita anemia karena jumlah sel darah merahnya di bawah normal. Kandungan sel darah merah dalam tubuh berbeda pada tiap orang, hal itu tergantung pada usia, jenis kelamin, tempat tinggal, kebiasaan merokok, dan status kehamilan. Lalu apa penyebab anemia, berikut faktornya: 

• Kurang asupan nutrisi pembentuk sel darah merah. Sel ini dibentuk oleh zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin C. 
• Pendarahan hebat. Hal ini bisa terjadi karena kecelakaan, persalinan atau pecahnya pembuluh darah. 
• Masalah sumsum tulang belakang. Salah satu contohnya anemia aplastik, suatu kondisi yang membuat sumsum tulang belakang tidak bisa memenuhi jumlah normal produksi sel darah merah. Anemia aplastik bisa disebabkan oleh inveksi virus, paparan bahan kimia, radiasi, antibiotik, obat antikejang atau dalam perawatan kanker. 
• Banyaknya sel darah merah yang hancur. Harusnya umur sel darah merah adalah 120 hari, tapi karena suatu hal, sel darah merah hancur lebih cepat. Kondisi ini disebut anemia hemolitik. Penyebabnya bisa dari thalasemia, defisiensi G6PD (umumnya sel darah normal memiliki bentuk seperti donat. Bentuk sel darah seperti sabit sulit untuk melewati pembuluh darah) dan anemia sel sabit (bentuk sel darah merah biasanya seperti donat. Karena berbentuk sabit jadi sulit untuk melewati pembuluh darah, apalagi pembuluh darah yang menyempit). 
• Kondisi tertentu. Beberapa kondisi tertentu menyebabkan seseorang mengalami anemia, seperti kondisi ibu hamil, gagal ginjal, infeksi parasit, dan leukimia. Ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi dan gagal ginjal menyebabkan berkurangnya kompenen pembentuk sel darah merah yakni erythropoietin. Infeksi parasit, seperti adanya cacing tambang dalam tubuh yang menyerap darah. Leukimia (kanker darah) yang dapat menyebabkan mudahnya timbul pendarahan. Selain itu, ada beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan sel darah merah berkurang atau hilang. 

Gejala Anemia 

Berikut tanda-tanda dalam tubuh yang dapat mengarah kepada anemia: 
• Cepat lelah. Hal ini disebabkan kurangnya asupan oksigen akibat rendahnya jumlah sel darah merah, maka tubuh mudah terasa lelah. 
• Kelopak mata pucat. Salah satu cara mudah mendeteksi kurangnya sel darah merah adalah memperhatikan kelopak mata bagian bawah jika pucat berarti ada kemungkinan menderita anemia. 
• Detak jantung cepat atau tidak teratur. Hal ini disebabkan kurangnya oksigen yang mengalir dalam tubuh. 
• Sesak napas. Mudah terengah-engah saat melakukan aktivitas harian. 
• Mual. Saat bangun tidur, penderita anemia sering merasa mual. 
• Menurunnya kekebalan tubuh. Fungsi organ tubuh menjadi tidak maksimal karena kurangnya oksigen. Alhasil daya tahan tubuh menurun. 
• Rambut rontok, muka pucat, sakit kepala, ujung jari pucat, nyeri di dada, tangan dan kaki dingin, juga termasuk gejala dari anemia. 

Lakukan pemeriksaan darah untuk memastikan apakah Anda mengidap penyakit anemia atau tidak. 

Cara Mengatasi Anemia 

Mencegah penyakit sejak dini dapat menurunkan risiko komplikasi di masa akan datang. Begitu pun dengan anemia, bila dicegah sejak dini akan mudah disembuhkan. Berikut ini sejumlah pencegahan penyakit anemia. 

1. Perbanyak makanan yang mengandung zat besi, vitamin B-12, vitamin C, dan asam folat. Zat tersebut banyak terdapat pada daging, kacang, sayuran berwarna hijau, jeruk, pisang, sereal, susu, melon dan buah beri. 
2. Hindari minum kopi, teh, atau susu sehabis makan karena dapat mengganggu proses penyerapan zat besi dalam tubuh. 
3. Transfusi darah. Tambahan darah sesuai kebutuhan akan cepat mengembalikan jumlah sel darah merah dalam kondisi normal. Namun, setelah normal, pasien hendaknya menjaga agar terus stabil. 
4. Konsumsi suplemen. Pilih suplemen yang mengandung zat besi dan vitamin lengkap lainnya sebagai penunjang pembentukan sel darah merah. Namun jangan bergantung pada suplemen. Kandungan zat dalam suplemen biasanya lebih besar dari yang dibutuhkan tubuh sehingga menyebabkan kerja ginjal bertambah berat. Maka jika gejala anemia sudah hilang, lakukan pola hidup yang baik agar kesehatan ibu dan anak terjaga dan anemia tidak kambuh lagi. 

Jangan anggap enteng anemia, selain bisa mengganggu kesehatan ibu dan anak bila tidak segera ditangani bisa timbul aneka komplikasi seperti kelelahan kronik, gagal jantung, dan bahkan kematian. 

sumber: www.futuready.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar